Itulahmakanya, Yesus menambahkan "dan mengikut Aku". Sebab, dengan dan sambil mengikuti Dia, kita tidak hanya mendapat contoh dari-Nya untuk menyangkal diri dan memikul salib, tetapi juga mendapatkan kekuatan dan pertolongan dari-Nya sehingga penyangkalan diri kita dan jerih lelah kita memikul salib sungguh-sungguh mendatangkan keselamatan
Denganegonya manusia tidak bisa melakukan kehendak Tuhan. Hanya dengan menyerahkan egonya kepada Allah, maka manusia bisa siap memikul salib, yaitu berkorban demi Allah dan ikut Dia, yaitu taat kepada segala kehendak dan ikut teladan-Nya. Untuk manusia melakukan semua kehendak Tuhan memerlukan mereka untuk menyangkal diri. Lucas9:22-27 - " (22) Dan Yesus berkata: 'Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.'. (23) KataNya kepada mereka semua: 'Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hariMemikulsalib sebenarnya harus menyangkal diri, dan salib itu harus dipikul setiap hari, terlebih lagi harus mengikuti Yesus. Jika kita melihat dari Luk. 9:23 dan Mrk 9:30-37 ada kesamaan di dalam isinya, mengatakan Tuhan Yesus mengutus murid-murid, pada saat ini mengajak kita melihat salib bukanlah penderitaan; tentu saja di dalamnya terdapatKualitasini tidak mengandung pengertian negatif bahwa seorang murid harus menghilangkan eksistensi dan makna diri dalam hidupnya. Menyangkal diri terkandung dalam kalimat, " tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mu yang jadi" (Luk. 22:42). Memikul salib. Dalam kehidupan bersama dengan orang lain, identitas ini mendorong Dalamperjalanan, mereka berjumpa dengan Simon dari Kirene dan memaksa Simon untuk memikul salib Yesus pada bahunya. Sejumlah besar orang mengikuti Yesus dalam perjalanan ke Golgota, di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapiNya. Kemudian Yesus disalib dengan dipaku kedua tangan dan kaki-Nya (Yohanes 20:25). Temukantujuan dalam kegiatan sehari-hari yang dianggap biasa. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hari mungkin sering kali kamu kehilangan kesempatan untuk menemukan tujuan dalam kegiatan yang dilakukan secara rutin. Tetapi, jika berhenti sejenak untuk memaknainya, ada peluang untuk kamu terhubung lebih dalam.