KamusBesar dari hati nurani dalam Bahasa Indonesia. Istilah hati nurani apa artinya? hati nurani. arti . hati yg telah mendapat cahaya Tuhan; (arti) sumber: kbbi3. perasaan hati yg murni dan yg sedalam Sinonim sanubari, mata nurani, Kata-kata Terkait berhati, berhati-hati, hati, hati kecil, hati kedondong, hati sanubari, hati tangan, hati
0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesOriginal TitleARTI HATI NURANICopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes195 views4 pagesArti Hati NuraniOriginal TitleARTI HATI NURANIJump to Page You are on page 1of 4 You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
TempatHati Nurani. Ada beberapa pendapat yang menyatakan letak hati nurani dan tentu saja berdasarkan pengalaman yang dialaminya misalnya : Amin Syukur (Trainer Menata Hati) menyatakan : bahwa letak hati nurani/sanubari ada di dalam rongga jantung sebenarnya. Erbe Sentanu (Trainer Quantum Ikhlas) menyatakan bahwa hati adalah jantung. A. Pengertian Hati Nurani Hati adalah sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian perasaan. Depdiknas 2013 487. Sedangkan hati nurani diartikan sebagai 1 hati yang telah mendapat cahaya atau terang dari Tuhan, dan 2 perasaan hati yang murni dan sedalam-dalamnya. Depdiknas 2013 487. Sedangkan tuntutan atau larangan yang berasal dari hati nurani disebut suara hati atau kata hati. Hati nurani dalam bahasa Inggris dikenal dengan kata consciece. Kata consciece diterjemahkan menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin. Imam Suraji 2006 149 menjelaskan bahwa hati nurani adalah suatu kekuatan dalam hati seseorang yang selalu memberikan penilaian benar dan salahnya atau baik dan buruknya atau perbuatan yang akan di lakukan. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi. Etika dan Hati Nurani 21 Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu, ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati. Frans Magnis Suseno 1987 dan K. Berten 2007, menyebut hati nurani tersebut sebagai kesadaran moral. Hati Nurani muncul apabila harus memutuskan sesuatu yang menyangkut hak dan kebahagiaan manusia. Hati nurani dapat menghayati baik atau buruk yang berhubungan dengan tingkah laku. Hati nurani memerintahkan atau melarang untuk melakukan sesuatu kini dan disini. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati nurani berarti menghancurkan integritas pribadi dan mengkhianati martabat manusia yang terdalam. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyatan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Untuk mengerti hal ini, perlu dibedakan antara pengenalan dan kesadaran. Kita mengenal, bila kita melihat, mendengar, atau merasa sesuatu. Dan pengenalan ini bukan merupakan monopoli manusia. Seekor binatang pun bisa mendengar bunyi atau mencium bau busuk dan karena itu bisa mengenal. Malah ada binatang yang dalam hal pengenalan inderawi lebih unggul dari pada manusia. Tapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran. Dengan kesadaran, manusia memiliki kesanggupan untuk mengenal dirinya sendiri dan karena itu berefleksi tentang dirinya. Manusia bukan saja melihat pohon dari kejauhan, tetapi dia menyadari juga bahwa dialah yang melihatnya. Dalam kebun binatang pernah terdengar seorang anak kecil berumur sekitar empat tahun bertanya kepada ibunya “Mami, apakah gajah ini tahu bahwa dia seekor 22 p gajah?” Tanpa disadarinya, dengan itu dia mengemukakan suatu pertanyaan filosofis yang amat mendalam artinya. Kepada filsuf ini harus dijawab “Gajah tidak tahu”. Seekor binatang tidak berpikir atau berefleksi tentang dirinya sendiri. Hanya manusia mempunyai kesadaran. Dalam diri manusia bisa berlangsung semacam “penggandaan” dia bisa kembali kepada dirinya. Da bisa mengambil dirinya sendiri sebagai objek pengenalannya. Jadi penggandaan di sini ialah bahwa dalam proses pengenalan bukan saja manusia berperan sebagai subjek, melainkan juga sebagai objek. Untuk menunjukkan kesadaran, dalam bahasa Latin dipakai kata conscientia. Kata itu berasal dari kata scire mengetahui dan awalan con- bersama dengan, turut. Dengan demikian conscientia sebenarnya berarti “turut mengetahui” dan mengingatkan pada gejala “penggandaan” yang disebut tadi bukan saja saya melihat pohon itu, tapi saya juga “turut mengetahui” bahwa sayalah yang melihat pohon itu. Sambil melihat, saya sadar akan diri saya sendiri sebagai subjek yang melihat. Nah kata conscientia yang sama dalam bahasa Latin dan bahasa-bahasa yang serumpun dengannya digunakan juga untuk menunjukkan “hati nurani”. Dalam hati nurani berlangsung juga penggandaan yang sejenis. Bukan saja manusia melakukan perbuatan-perbuatan yang bersifat moral baik atau buruk, tetapi ada juga yang turut yang “turut mengetahui” tentang perbuatan-perbuatan moral tersebut. Dalam diri manusia, seolah-olah ada instansi yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan moral yang dilakukannya. Hati nurani merupakan semacam “saksi” tentang perbuatan-perbuatan moral manusia. Kenyatan itu diungkapkan dengan baik melalui kata Latin conscientia. Setiap manusia mempunyai pengalaman tentang hati nurani dan mungkin pengalaman itu merupakan perjumpaan paling jelas dengan moralitas sebagai realitas. Sulit untuk menunjukkan pengalaman lain yang dengan begitu terus terang menyingkapkan dimensi etis dalam hidup manusia. Karena itu, pengalaman tentang hati nurani itu merupakan jalan masuk yang tepat untuk suatu studi mengenai etika. Kesadaran hati nurani untuk melakukan yang baik dan menghindari yang jahat ini selalu menyertai manusia conscience dalam melakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan bertindak. Kesadaran hati nurani yang selalu menyertai diri manusia untuk selalu memilih yang baik dan menghindari yang jahat ini 23 merupakan kesadaran moral yang terbentuk dalam diri manusia. Namun masalahnya apakah dasar yang dapat dipakai untuk menentukan bahwa tindakan tersebut baik atau tindakan tersebut jahat. Menurut Kohlberg, kesadaran moral yang ada dalam diri manusia ini secara umum berkembang, mulai dari tingkat yang sifatnya masih kekanak-kanakan sampai ke kesadaran moral yang dewasa. Ada 3 tingkatan kesadaran moral dalam kehidupan manusia Kohlberg, 1995 231-234; Susilawati, 2010 73-80 yaitu Pertama, tingkat Pra-Adat Pre-conventional berlaku untuk orang-orang yang merasa bahwa aturan masyarakat berada di luar konsep diri mereka. Pada tingkatan ini, individu tidak benar-benar memahami dan berusaha menegakkan aturan masyarakat, melainkan mereka menahan diri dari perilaku yang dilarang/ditentang, karena sekedar menghindari hukuman atau untuk menerima hal positif dari aturan tersebut pada diri mereka. Aturan-aturan sosial dan sebutan baik-buruk, benar-salah, dimengerti sejauh dalam kaitan dengan akibat fisik yang dirasakan. Sesuatu dianggap baik/benar kalau secara fisik mengenakkan, dan sebaliknya dianggap buruk/salah kalau itu tidak mengenakkan. Kepatuhan pada aturan hanya karena itu mendatangkan ganjaran dan menghindarkan dirinya dari hukuman. Kedua, tingkat Adat Conventional merupakan pertimbangan dan pemikiran orang-orang yang mempunyai atau menjadi bagian dalam aturan masyarakat terutama bagi mereka yang mempunyai figur otoritas. Orang berusaha menahan diri dari perilaku yang ditentang/ dilarang dan melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan aturan untuk menghindari celaan dari orang lain dan memperoleh pujian dari orang lain, terutama dari orang-orang yang berada dalam kekuasaan. Kewajiban dirasakan sebagai segala sesuatu yang memenuhi harapan kelompok, yang dipuji kelompok, dan yang membuatnya bersatu dengan kelompok. Kelompok tidak lagi dipandang sebagai sarana bagi pemenuhan kebutuhan egonya, melainkan bernilai pada kelompok itu sendiri. Ketiga, tingkat Pasca-Adat Post-conventional dimiliki orang-orang yang sudah dapat membedakan konsep diri mereka dari ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat, dan mereka dapat menggambarkan nilai-nilai dalam kaitan dengan pemilihan prinsip untuk diri mereka. Mereka menyadari berperilaku menurut 24 p prinsip mereka sendiri ketika aturan masyarakat sejalan dengan ajaran moral yang mereka yakini. Orang berusaha memahami nilai-nilai moral dan prinsip-prinsip tingkah laku yang punya validitas serta punya penerapan lebih luas daripada hanya sekedar ditetapkan oleh yang berwenang dalam kelompok bersangkutan. Nilai-nilai dan prinsip-prinsip tersebut diterima karena dianggap benar pada dirinya sendiri, bukan karena terkait dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam kelompok terkait.
Secarasyariyah (fisik ) hati merupakan organ tubuh manusia berupa segumpal daginh yang tersimpan dan terlindungi oleh daging tulang belulang dan kulit, Hati terletak di dada sebelah kiri. Bentuk dari hati seperti buah shanaubar sehingga sering dikatakan hati sanubari. Pada daging hati terdapat lubang dan jaringan yang halus.
”Jagalah hati nurani kalian tetap bersih.”​—1 PETRUS 316. 1, 2. Mengapa kita membutuhkan pemandu di daerah yang tidak kita kenal? Apa yang Yehuwa berikan untuk memandu kita? BAYANGKAN kita sedang berjalan di padang gurun yang luas. Ada angin kencang yang terus bertiup sehingga posisi bukit-bukit pasir terus berubah. Akibatnya, kita gampang tersesat. Jadi, bagaimana kita bisa tahu jalan yang benar? Kita butuh sesuatu yang bisa memandu kita, seperti kompas, matahari dan bintang, peta, GPS alat untuk menentukan arah berdasarkan satelit, atau seseorang yang mengenal padang gurun itu. Peran pemandu sangatlah penting karena jika kita tahu jalan yang benar, kita bisa selamat. 2 Dalam hidup ini, ada banyak tantangan sehingga kita bisa merasa tersesat. Tapi, Yehuwa telah memberi kita semua hati nurani untuk memandu kita. Yakobus 117 Mari kita bahas apa hati nurani itu dan cara kerjanya. Lalu, kita akan belajar caranya melatih hati nurani, alasannya kita perlu memikirkan hati nurani orang lain, dan manfaat hati nurani yang bersih untuk kehidupan kita. ARTI DAN CARA KERJA HATI NURANI 3. Apa hati nurani itu? 3 Hati nurani adalah hadiah yang luar biasa dari Yehuwa. Itu adalah perasaan dalam diri kita yang membuat kita merasa bahwa sesuatu itu benar atau salah. Dalam Alkitab, kata Yunani ”hati nurani” berarti ”pengetahuan pendamping”. Jika hati nurani kita berfungsi dengan baik, itu bisa membantu kita memeriksa diri sendiri dengan jujur. Itu juga bisa membantu kita mengetahui perasaan dan pikiran kita yang sebenarnya. Itu bisa menuntun kita ke hal-hal yang baik dan menjauhkan kita dari yang buruk. Itu juga bisa membuat kita senang karena membuat keputusan yang benar atau merasa bersalah setelah membuat keputusan yang buruk.​—Lihat Catatan No. 5. 4, 5. a Apa akibatnya ketika Adam dan Hawa mengabaikan hati nurani mereka? b Berikan contoh Alkitab yang menunjukkan cara kerja hati nurani. 4 Kita semua bisa memilih apakah mau mengikuti hati nurani kita atau tidak. Adam dan Hawa memilih untuk tidak mendengarkan hati nurani mereka sehingga mereka berdosa. Setelah itu, mereka merasa bersalah. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Mereka terlanjur tidak taat kepada Allah. Kejadian 37, 8 Walaupun mereka mempunyai hati nurani yang sempurna dan tahu bahwa melanggar perintah Allah itu salah, mereka memilih untuk mengabaikan hati nurani mereka. 5 Tapi, ada banyak manusia tidak sempurna yang mendengarkan hati nurani mereka. Contohnya adalah Ayub. Karena membuat keputusan yang baik, dia berkata, ”Selama aku hidup, hatiku tidak akan mempersalahkan aku.” Ayub 276, catatan kaki Yang Ayub maksud dengan ’hati’ adalah hati nuraninya, yaitu perasaan dalam dirinya tentang yang benar atau salah. Sebaliknya, Daud kadang mengabaikan hati nuraninya dan tidak menaati Yehuwa. Setelah itu, dia merasa sangat bersalah dan hatinya ”mengganggu” dia. 1 Samuel 245 Hati nurani Daud memberi tahu dia bahwa perbuatannya salah. Karena mendengarkan hati nuraninya, Daud bisa menghindari kesalahan yang sama. 6. Dari mana kita tahu bahwa hati nurani adalah hadiah dari Allah bagi semua orang? 6 Orang yang tidak mengenal Yehuwa pun biasanya tahu bahwa ada hal-hal yang benar dan yang salah. Alkitab berkata, ”Pikiran mereka menyatakan apakah mereka bersalah atau tidak.” Roma 214, 15 Contohnya, kebanyakan orang tahu bahwa membunuh dan mencuri itu salah. Tanpa disadari, mereka sebenarnya mendengarkan hati nurani mereka, yaitu perasaan benar dan salah dalam diri mereka yang Yehuwa berikan. Jadi, mereka juga mengikuti prinsip Allah, atau kebenaran dasar yang Yehuwa berikan supaya manusia bisa membuat keputusan yang benar. 7. Mengapa hati nurani kita tidak selalu benar? 7 Tapi, hati nurani kita tidak selalu benar. Karena kita tidak sempurna, hati nurani bisa rusak karena pikiran dan perasaan kita yang salah dan bisa menyesatkan kita. Hati nurani yang baik tidak muncul secara tiba-tiba. Kejadian 391, 2, 7-12 Itu perlu dilatih, dan Yehuwa memberikan kuasa kudus serta prinsip Alkitab untuk membantu kita. Roma 91 Mari kita bahas cara melatih hati nurani kita. CARA MELATIH HATI NURANI 8. a Bagaimana perasaan bisa memengaruhi hati nurani kita? b Apa yang perlu kita pikirkan sebelum membuat keputusan? 8 Ada yang berpikir bahwa mendengarkan hati nurani berarti sekadar mengikuti perasaan. Mereka berpikir bahwa mereka bisa melakukan apa saja asalkan mereka senang. Tapi, karena tidak sempurna, perasaan kita bisa menyesatkan kita. Perasaan itu bisa sangat kuat sampai-sampai memengaruhi hati nurani kita. Alkitab berkata, ”Hati lebih licik daripada apa pun dan nekat. Siapa yang bisa mengetahuinya?” Yeremia 179 Jadi, kita bisa saja berpikir bahwa sesuatu itu benar, padahal sebenarnya salah. Contohnya, sebelum menjadi orang Kristen, Rasul Paulus menganiaya umat Allah dengan kejam, dan dia berpikir bahwa itu benar. Dia merasa hati nuraninya bersih. Tapi belakangan dia berkata, ”Yang menghakimi saya adalah Yehuwa.” 1 Korintus 44; Kisah 231; 2 Timotius 13 Setelah Paulus mengerti bahwa Yehuwa tidak suka dengan perbuatannya, dia menyadari bahwa dia perlu berubah. Jadi sebelum kita melakukan sesuatu, kita perlu berpikir, ’Apakah ini yang Yehuwa inginkan?’ 9. Apa arti takut kepada Allah? 9 Jika kita menyayangi seseorang, kita pasti tidak ingin membuat dia kecewa. Karena menyayangi Yehuwa, kita juga pasti tidak mau melakukan apa pun yang membuat Dia kecewa. Kita takut mengecewakan Allah. Sebagai contoh, Nehemia tidak mau memanfaatkan kedudukannya sebagai gubernur untuk menjadi kaya. Mengapa? Karena dia ”takut kepada Allah”. Nehemia 515 Nehemia tidak mau melakukan apa pun yang membuat Allah kecewa. Seperti Nehemia, kita tidak mau berbuat salah karena takut membuat Yehuwa kecewa. Sebaliknya, kita mau menyenangkan Allah dengan mengikuti ajaran Alkitab.​—Lihat Catatan No. 6. 10, 11. Prinsip Alkitab apa saja yang bisa membantu kita membuat keputusan yang baik tentang minuman beralkohol? 10 Sebagai contoh, kita mungkin perlu memutuskan apakah akan minum minuman beralkohol atau tidak. Prinsip apa saja yang bisa membantu kita membuat keputusan yang baik? Misalnya, Alkitab tidak melarang seseorang untuk minum minuman beralkohol. Malah, Alkitab mengatakan bahwa anggur adalah hadiah dari Allah. Mazmur 10414, 15 Tapi, Yesus memberi tahu murid-muridnya agar tidak ”minum berlebihan”. Lukas 2134 Paulus juga memberi tahu orang Kristen agar tidak ”berpesta liar atau bermabuk-mabukan”. Roma 1313 Dia berkata bahwa pemabuk ”tidak akan mewarisi Kerajaan Allah”.​—1 Korintus 69, 10. 11 Kita bisa memikirkan, ’Seberapa penting alkohol untuk saya? Apakah saya butuh alkohol supaya bisa tenang? Apakah saya butuh alkohol agar lebih percaya diri? Bisakah saya mengendalikan seberapa banyak dan seberapa sering saya akan minum? * Apakah saya bisa merasa senang berkumpul bersama teman-teman meskipun tidak ada alkohol?’ Kita bisa meminta Yehuwa untuk membantu kita membuat keputusan yang baik. Baca Mazmur 13923, 24. Dengan begitu, hati nurani kita akan semakin peka terhadap prinsip-prinsip Alkitab. Tapi, ada hal lain lagi yang perlu kita pikirkan. PERLUNYA MEMIKIRKAN HATI NURANI ORANG LAIN 12, 13. a Mengapa hati nurani kita bisa berbeda dengan hati nurani orang lain? b Apa yang akan kita lakukan jika perbedaan seperti itu terjadi? 12 Hati nurani setiap orang berbeda. Hati nurani kita mungkin mengizinkan kita melakukan sesuatu yang tidak diizinkan hati nurani orang lain. Sebagai contoh, kita mungkin memilih untuk minum minuman beralkohol. Tapi, ada yang merasa bahwa dia lebih baik tidak minum. Mengapa perbedaan ini bisa terjadi? Hati nurani yang terlatih bisa membantu kita memutuskan apakah akan minum minuman beralkohol atau tidak 13 Perasaan seseorang tentang sesuatu biasanya dipengaruhi oleh latar belakangnya, keluarganya, pengalamannya sendiri, dan hal lainnya. Mungkin, seseorang yang pernah kecanduan alkohol memilih untuk tidak minum sama sekali. 1 Raja 838, 39 Jadi, jika kita menawarkan minuman beralkohol kepada seseorang dan dia menolak, bagaimana tanggapan kita? Apakah kita akan tersinggung, memaksa, atau ingin tahu alasannya? Tidak, karena kita menghargai hati nuraninya. 14, 15. a Peristiwa apa yang terjadi di zaman Paulus? b Nasihat bagus apa yang Paulus berikan? 14 Ada peristiwa di Alkitab yang menunjukkan bahwa hati nurani setiap orang bisa berbeda. Pada zaman Rasul Paulus, ada daging yang digunakan untuk dipersembahkan kepada berhala. Daging itu kemudian dijual di pasar. Menurut Paulus, memakan daging ini tidak salah karena semua makanan berasal dari Yehuwa. 1 Korintus 1025 Tapi, beberapa saudara yang tadinya penyembah berhala tidak setuju. Menurut mereka, memakan daging seperti itu salah. Paulus bisa saja berpikir, ’Hati nurani saya tidak terganggu. Saya berhak makan daging ini.’ 15 Tapi, dia tidak berpikir begitu. Perasaan saudara-saudari lebih penting bagi dia. Dia rela tidak melakukan hal-hal yang sebenarnya berhak dia lakukan. Paulus berkata bahwa kita hendaknya ”tidak menyenangkan diri sendiri saja”. Dia menambahkan, ”Kristus saja tidak menyenangkan dirinya sendiri.” Roma 151, 3 Seperti Yesus, Paulus lebih mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri.​—Baca 1 Korintus 813; 1023, 24, 31-33. 16. Mengapa kita tidak boleh menghakimi hati nurani orang lain? 16 Tapi, bagaimana jika hati nurani seseorang mengizinkan dia melakukan sesuatu yang menurut kita salah? Kita perlu sangat berhati-hati. Kita tidak ingin mencari-cari kesalahan dan berpikir bahwa pendapat kitalah yang paling benar. Baca Roma 1410. Yehuwa memberi kita hati nurani untuk menghakimi diri sendiri, bukan untuk menghakimi orang lain. Matius 71 Kita tidak ingin pilihan yang kita buat memecah belah sidang. Sebaliknya, kita memikirkan caranya untuk menggalang kasih dan persatuan.​—Roma 1419. MANFAAT HATI NURANI YANG BERSIH 17. Apa yang terjadi pada hati nurani beberapa orang? 17 Rasul Petrus menulis, ”Jagalah hati nurani kalian tetap bersih.” 1 Petrus 316 Sayangnya, jika seseorang terus mengabaikan prinsip Yehuwa, lama-lama hati nurani mereka tidak lagi berfungsi. Paulus berkata bahwa hati nurani seperti itu sudah ”dicap dengan besi panas”. 1 Timotius 42, catatan kaki Pernahkah Saudara mengalami luka bakar yang parah? Saat itu terjadi, kulit kita menjadi tidak peka lagi sehingga tidak bisa merasakan apa-apa di bagian itu. Demikian pula, jika seseorang terus berbuat salah, hati nuraninya menjadi tidak peka lagi dan akhirnya mati rasa. Hati nurani yang bersih bisa membimbing kita dalam hidup serta membuat kita bahagia dan tenteram 18, 19. a Jika kita merasa bersalah atau malu, itu bisa berarti apa? Dan, apa yang perlu kita lakukan? b Apa yang bisa kita lakukan jika kita masih merasa bersalah padahal kita sudah bertobat? 18 Saat kita merasa bersalah, mungkin hati nurani kita sedang mengingatkan kita bahwa kita telah berbuat salah. Dengan begitu, kita bisa memikirkan tindakan kita dan berhenti melakukannya. Kita ingin belajar dari kesalahan kita agar itu tidak terulang lagi. Sebagai contoh, walaupun Raja Daud berdosa, hati nuraninya menggerakkan dia untuk bertobat. Dia membenci tindakannya dan bertekad untuk mematuhi Yehuwa. Daud bisa mengatakan bahwa Yehuwa ”baik dan siap mengampuni”, karena dia sendiri sudah mengalaminya.​—Mazmur 511-19; 865; lihat Catatan No. 7. 19 Tapi, orang yang sudah lama bertobat dari dosanya masih bisa merasa bersalah. Perasaan bersalah ini bisa sangat menyakitkan dan membuat seseorang merasa tidak berguna. Jika kadang Saudara merasa seperti ini, ingatlah bahwa Saudara tidak bisa mengubah masa lalu. Entah pada waktu itu Saudara sudah mengerti atau belum apa yang benar dan salah, Yehuwa telah mengampuni Saudara dengan tuntas dan dosa-dosa itu sudah dihapus. Di mata Yehuwa, Saudara bersih, dan ingatlah bahwa sekarang Saudara sedang melakukan apa yang benar. Mungkin, hati Saudara masih menyalahkan Saudara, tapi Alkitab berkata, ”Allah lebih besar daripada hati kita.” Baca 1 Yohanes 319, 20. Ini berarti kasih dan pengampunan Yehuwa jauh lebih kuat daripada perasaan malu atau bersalah kita. Yakinlah bahwa Yehuwa telah mengampuni Saudara. Sewaktu seseorang menyadari bahwa Yehuwa telah mengampuni dia, hati nuraninya akan tenteram dan dia bisa melayani Allah dengan bahagia.​—1 Korintus 611; Ibrani 1022. 20, 21. a Apa manfaat buku ini? b Bagaimana seharusnya kita menggunakan kebebasan dari Yehuwa? 20 Buku ini dibuat untuk membantu kita melatih hati nurani sehingga hati nurani kita bisa memperingatkan dan melindungi kita pada masa-masa yang sulit sekarang ini. Buku ini juga akan membantu kita menerapkan prinsip Alkitab dalam berbagai segi kehidupan kita. Memang, buku ini tidak akan memberikan peraturan tentang segala sesuatu. Kita dibimbing oleh ”hukum Kristus”, yang didasarkan atas prinsip dari Allah sehingga kita punya banyak kebebasan. Galatia 62 Ada hal-hal yang tidak disebutkan hukumnya secara langsung. Tapi, kita tidak akan menggunakan ini sebagai alasan untuk berbuat salah. 2 Korintus 41, 2; Ibrani 413; 1 Petrus 216 Sebaliknya, kita menggunakan kebebasan kita untuk menunjukkan bahwa kita menyayangi Yehuwa. 21 Dengan merenungkan prinsip Alkitab dan menerapkannya, kita akan belajar menggunakan ’kemampuan berpikir’ kita dan belajar berpikir seperti Yehuwa. Ibrani 514 Hasilnya, hati nurani kita akan terlatih untuk membimbing kita dalam hidup dan membantu kita tetap dikasihi Allah.
batin: ba.tin. [n] (1) sesuatu yang terdapat di dalam hati; sesuatu yang menyangkut jiwa (perasaan hati dsb): ia menceritakan apa yang terasa dalam — nya; (2) sesuatu yang tersembunyi (gaib, tidak kelihatan): sukar mengetahui (mengukur) — seseorang; mohon maaf lahir dan -; (3) semangat; hakikat: lahirnya menolong, — nya menggolong
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Manusia memiliki kesadaran moral yang dinamakan suara hati. Kesadaran moral adalah kesadaran bahwa tindakan saya bisa bernilai baik atau buruk sebagai manusia apapun profesinya. Suara hati merupakan kesadaran akan adanya kewajiban dan tanggung jawab sebagai manusia di dalam situasi konkret. Kualitas saya sebagai manusia secara keseluruhan ditentukan oleh pilihan yang saya ambil. Suara hati itu saya sadari secara langsung sebagai jawaban terhadap tuntutan konkret yang sedang saya hadapi. Saya tidak bisa lari dari tuntutan suara hati bersifat rasional, universal dan mutlak. Suara hati bersifat rasional, artinya saya memilih untuk melakukan sesuatu berdasarkan pertimbangan yang bisa dipertanggungjawabkan secara nalar. Suara hati bersifat universal, artinya setiap orang seharusnya memiliki kewajiban dan kesadaran yang sama dengan saya, mengingat manusia adalah pengada yang bermoral. Namun kesadaran universal itu tidak berarti setiap orang dalam kenyataannya menghadapi tuntutan konkret yang sama seperti apa yang saya hadapi. Suara hati juga bersifat mutlak, artinya tuntutan suara hati tidak dapat ditawar-tawar dan tidak tergantung pada perasaan atau pertimbangan untung-rugi. Suara hati berakar dari hati nurani conscience. Hati nurani adalah keterarahan mutlak pada yang baik dan benar. Berbeda dengan hati nurani, suara hati merupakan tanggapan langsung atas situasi konkret tertentu. Kemutlakan suara hati merupakan petunjuk bagi adanya Tuhan yang bersifat mutlak. Namun yang khas bagi realitas mutlak itu adalah bahwa seolah-olah Ia memanggil dan menuntut tanpa bisa kita hindari. Manusia hanya bisa merasa malu dan bersalah di hadapan seorang Pribadi yang mampu memberikan perintah rasional dan universal, yakni Tuhan yang Mahamutlak. Selain itu, manusia juga menyadarinya sebagai sesuatu yang suci, artinya kehendak mutlak itu menolak yang tidak benar dan tidak nurani dapat digambarkan sebagai tiga bagian pemerintahan suatu negara demokrasi termasuk Indonesia legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Manusia mengenali adanya prinsip-prinsip atau hukum moral benar-salah yang harus diikuti. Manusia juga bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya. Pada akhirnya, hati nurani juga memberi penilaian "apresiasi" dan "evaluatif" terhadap tindakan moral kita. Hukum moral itu pastilah tidak bisa berasal dari diri sendiri karena akan kontradiktif saya yang membuat, saya yang melanggar. Hukum moral juga tidak selalu mengikuti sepenuhnya apa yang dikatakan orang kebanyakan misalnya meskipun banyak korupsi, tidak berarti korupsi dibenarkan. Kemampuan manusia untuk berefleksi membedakannya dari makhluk hidup manapun di atas muka bumi. Keberadaan hati nurani tidak bisa diketahui secara langsung. Manusia baru bisa mengenali "cahaya di dalam hatinya" ketika ia menyadari bahwa ada Pribadi Ilahi yang menaruh cahaya itu di dalam hatinya, sejauh manusia diciptakan secitra dengan hati disebut sebagai petunjuk paling kuat akan adanya Tuhan karena di dalam kesadaran moral, manusia menjalin komunikasi yang asali dengan Tuhan. Dengan kata lain, saya menyadari Yang Ilahi dalam keseriusan mutlak setiap tantangan moral. Immanuel Kant sudah menunjukkan bahwa Tuhan tidak mungkin menjadi objek pengetahuan. Namun, eksistensi Tuhan kemudian dipostulatkan oleh Immanuel Kant dalam Kritik atas Rasio Praktis demi berlakunya hukum moral. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
Kata"sanubari" berasal dari kata shanaubar ( صنوبر) dalam bahasa Arab. Tapi anehnya, dalam bahasa Indonesia artinya "Hati Nurani," padahal bahasa Arabnya berarti "kacang pinus" atau "kerucut pinus." Nah, pergeseran makna yang sangat jauh ini bisa dijelaskan.
Maksudarti kata dari sanubari kata berbahasa Inggris maupun Indonesia. Definisi pengertian dari sanubari . Synomyms, Dictionary, Sinonim, Kamus, dan lain-lain. Home Arti Kata. Definisi 'sanubari' Indonesian to Indonesian. noun. 1: jantung hati; source: kbbi3. 2: hati (dl arti batin); hati nurani; perasaan batin: sudah berurat dan berakar
Apaitu hati nurani? Berikut ini arti kata dan makna hati nurani menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan dari berbagai sumber, beserta contoh kalimatnya: hati yang telah mendapat cahaya Tuhan; (2) perasaan hati yang murni dan yang sedalam-dalamnya KATA BIJAK TERKAIT
Daripembahasan kebebasab maka timbullah tanggung jawab, yaitu kebebasan yang diperbuat secara hati nurani dan moral sehingga dapat dipertaggung jawabkan. Oleh karena itu, hati nurani yang menjadi dasar pertimbangan seseorang dalam berbuat. Jika seseorang mampu berbuat kebaikan sesuai hati nuraninya maka dengan mudah ia dapat mempertanggung
Puisikedalaman hati sanubari. Sanubari artinya hati dalam arti batin, hati nurani dan perasaan yang ada dalam batin. Dan pengertian hati adalah salah satu bagian yg sakral dalam diri setiap manusia, bagian ini seringkali melibatkan banyak hal dan juga dapat mempengaruhi setiap sudut kehidupan dari setiap pribadi manusia.
2WyA1MA.
  • 17srrlp7mn.pages.dev/662
  • 17srrlp7mn.pages.dev/435
  • 17srrlp7mn.pages.dev/1
  • 17srrlp7mn.pages.dev/218
  • 17srrlp7mn.pages.dev/884
  • 17srrlp7mn.pages.dev/55
  • 17srrlp7mn.pages.dev/930
  • 17srrlp7mn.pages.dev/962
  • 17srrlp7mn.pages.dev/659
  • 17srrlp7mn.pages.dev/203
  • 17srrlp7mn.pages.dev/707
  • 17srrlp7mn.pages.dev/737
  • 17srrlp7mn.pages.dev/705
  • 17srrlp7mn.pages.dev/867
  • 17srrlp7mn.pages.dev/650
  • pengertian hati nurani dan sanubari